1985 Menginjakkan Kaki di Timika
Pada tahun itu masih hutan belantara, gelap gulita dan jalanan berkelok-kelok, berbatu serta berlumpur.
Saya menginjakan kaki di Timika kalau tidak salah ingat bulan September atau Oktober 1985. Timika adalah ibu kota Kabupaten Mimika Timur, Kabupaten Fak-Fak, Provinsi Irian Jaya.
Kami berasal dari Malang, Jawa Timur. Ketika saya masih kecil Almarhum Bapak membawa kami untuk merantau ke Jombang. Kami tinggal di salah satu desa namanya Desa Pengajaran.
Singkat cerita, Ketika petugas transmigrasi datang ke Desa Jombang, kami ditawari ikut program transmigrasi ke Irian Jaya. Tanpa berpikir panjang Bapak mendaftarkan dengan harapan hidup menjadi lebih baik, karena di Timika nanti kami diberi rumah dan lahan. Di Jombang kami menumpang.
Sebelum ke Timika, semua warga ditampung di Bandara Juanda Surabaya, disini kami dikarantina, divaksin dan diberi penyuluhan. Ketika waktunya tiba, kami terbang ke Timika dengan pesawat Hercules TNI AU.
Di dalam pesawat Hercules, kami bukan hanya mendengar bunyi baling-baling tetapi juga mendengar tangisan anak-anak. Selain itu uap muntah membaur menjadi aroma yang menemani selama penerbangan. Banyak penumpang yang mabuk, maklumlah ndeso.
Sampai di Timika sore hari, Kami di sambut dengan tari-tarian dan masyarakat naik ke tangga untuk menjemput kami. Rata-rata anak-anak menangis ketakutan, di tempat yang asing sudah begitu melihat masyarakat asli Mimika, anak-anak semakin takut karena perbedaan fisik, kulit dan rambut.
Setelah istirahat, rombongan kloter pertama transmigrasi diantar mengunakan bus Freeport ke Satuan Pemukiman (SP) 1. Tiba di SP 1, dilakukan pengundian rumah, dan kami berpencar sesuai undian. Beruntungnya bahwa kami mendapat rumah yang dekat dari balai desa dan jalan sudah ditimbun pasir.
Ada tetangga kami di Jombang yang dapat rumah jauh dari balai desa, mereka harus melewati jalan berlumpur dan terkadang melompati batang kayu besar yang belum di pindahkan.
Malam telah datang, gelap gulita ditengah hutan, kami tidur menunggu pagi di tempat yang baru. TIMIKA. (*)
Post Comment